Dilema Travel Haji Furoda: Jemaah Gagal Berangkat Jakarta — Setiap musim haji, ribuan umat Muslim Indonesia berlomba mencari peluang untuk bisa berangkat lebih cepat tanpa harus menunggu antrian bertahun-tahun. Salah satu jalur yang sering dijadikan alternatif adalah Haji Furoda, yaitu program haji non-kuota resmi yang visanya dikeluarkan langsung oleh Pemerintah Arab Saudi. Namun, seiring menjamurnya travel yang menawarkan jalur ini, muncul pula berbagai permasalahan serius: jemaah yang gagal berangkat, visa tidak terbit, hingga kerugian materiil yang besar.
Apa Itu Haji Furoda dan Mengapa Jadi Pilihan?
Jalur Resmi Non-Kuota
Haji Furoda adalah program haji yang menggunakan visa mujamalah (undangan) dari Kerajaan Arab Saudi, di luar kuota resmi Kementerian Agama Republik Indonesia. Program ini legal, namun harus memenuhi prosedur ketat dan melalui travel berizin yang memiliki koneksi langsung dengan penyedia visa di Saudi.
Keuntungan Jalur Furoda
- Tidak perlu antre bertahun-tahun
- Proses lebih cepat dibandingkan haji reguler
- Pelayanan premium (hotel dekat Masjidil Haram, catering internasional)
- Pendampingan langsung oleh petugas travel profesional
Namun di balik keuntungan itu, risikonya juga tak main-main.
Masalah yang Sering Muncul: Visa Gagal Terbit
Kasus Gagal Berangkat Berulang Setiap Tahun
Setiap tahun, laporan tentang jemaah Haji Furoda yang batal berangkat karena visa tak kunjung terbit kerap mencuat. Salah satu penyebab utama adalah travel yang tidak memiliki mitra resmi atau tidak mengantongi izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Gagal Berangkat Modus Travel Nakal
Beberapa travel menggunakan modus “patungan visa” atau “paket kilat” tanpa transparansi. Jemaah baru diberitahu visa gagal ketika sudah berada di bandara. Parahnya lagi, uang yang disetorkan tidak kunjung kembali bahkan hingga musim haji selesai.
“Saya sudah bayar Rp 300 juta untuk Haji Furoda, tapi sehari sebelum berangkat kami dikabari visanya tidak keluar. Sampai sekarang belum ada pengembalian dana,” ungkap Suparman, calon jemaah dari Bekasi.
Kerugian Finansial dan Psikologis Gagal Berangkat
Jumlah Kerugian Gagal Berangkat Tak Sedikit
Harga paket Haji Furoda berkisar antara Rp 250 juta hingga Rp 400 juta per orang. Ketika gagal berangkat, bukan hanya uang yang hilang, tapi juga impian ibadah seumur hidup yang hancur.
Dampak Psikologis yang Dalam
Banyak jemaah merasa tertipu, frustrasi, hingga mengalami tekanan mental. Apalagi jika dana yang digunakan adalah hasil penjualan aset atau tabungan seumur hidup.
Bagaimana Regulasi Pemerintah?
Pengawasan Masih Lemah
Kementerian Agama telah berulang kali memperingatkan masyarakat agar hanya menggunakan jasa travel yang terdaftar sebagai PIHK. Namun pengawasan terhadap travel ilegal yang memasarkan program Furoda secara daring masih lemah.
Tidak Ada Jaminan Hukum Pasti
Karena visa Furoda adalah urusan antar negara, pemerintah Indonesia tidak bisa campur tangan jika visa gagal terbit. Ini menyebabkan posisi jemaah sangat rentan dan sulit mendapat perlindungan hukum secara penuh.
Upaya Perlindungan Jemaah Gagal Berangkat
Sertifikasi dan Sanksi
Beberapa organisasi seperti AMPHURI dan HIMPUH telah mendorong sertifikasi ulang terhadap travel yang menawarkan haji Furoda. Travel yang terbukti lalai bahkan terindikasi penipuan harus diblacklist dan dicabut izin operasinya.
Edukasi Masyarakat
Kementerian Agama terus mengimbau masyarakat untuk:
- Mengecek legalitas travel di situs haji.kemenag.go.id
- Tidak tergiur promo murah dan janji keberangkatan instan
- Memastikan ada kontrak tertulis, skema refund, dan bukti pembayaran resmi
Kesaksian Mantan Jemaah Sukses Gagal Berangkat
Sisi Lain yang Positif
Di sisi lain, beberapa jemaah yang berhasil berangkat dengan jalur Furoda memberikan kesaksian positif. Dengan travel yang tepat dan visa valid, pengalaman ibadah mereka berjalan lancar dan berkesan.
“Saya berangkat Furoda tahun lalu, prosesnya cepat dan pelayanannya sangat baik. Tapi memang harus pilih travel yang punya kredibilitas dan pengalaman,” kata Ibu Nurlaila, jemaah asal Surabaya.
Bijak Sebelum Memilih, Jangan Tergiur Janji Manis
Haji Furoda memang menawarkan solusi cepat untuk berhaji, tapi di dalamnya tersimpan risiko tinggi. Pemerintah, asosiasi, dan masyarakat harus sama-sama memperkuat sistem pengawasan dan edukasi agar tidak lagi ada korban yang gagal berangkat atau tertipu janji manis travel nakal.
Sebelum memilih jalur Furoda, pastikan legalitas dan rekam jejak travel, pahami risiko yang ada, dan pastikan semua transaksi tercatat dengan jelas. Karena sekali gagal, bukan hanya uang yang hilang—tapi juga impian ibadah seumur hidup yang kandas di depan mata.