Hasan Nasbi Resmi Mundur dari Jabatan Kepala PCO:

News23 Views

Hasan Nasbi Resmi Mundur dari Jabatan Kepala PCO: Hasan Nasbi, sosok yang selama ini dikenal sebagai Kepala Presidential Communication Office (PCO) pemerintahan Prabowo-Gibran, resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan langsung melalui akun media sosial pribadi, dan menjadi perbincangan hangat di berbagai lini massa. Apa alasan di balik keputusan besar ini? Bagaimana dampaknya terhadap strategi komunikasi pemerintah ke depan?

Mari kita telusuri lebih dalam.

Siapa Hasan Nasbi? Sosok di Balik Strategi Komunikasi Pemerintahan

Hasan Nasbi bukanlah nama asing di dunia politik Indonesia. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1979 ini, telah lama malang-melintang sebagai konsultan politik, analis, sekaligus pendiri lembaga survei Cyrus Network.

Sebelum terjun ke dunia konsultan, Hasan sempat berkarier sebagai wartawan dan peneliti di Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia. Namanya makin bersinar setelah ikut memenangkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2012.

Dalam Pilpres 2024, ia dipercaya menjadi bagian dari tim pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan pasca kemenangan, Hasan Nasbi pun ditunjuk untuk memimpin PCO — badan baru yang bertugas mengelola komunikasi istana.

Kronologi Hasan Nasbi Mundur dari Kepala PCO

Pengumuman Resmi lewat Media Sosial

Pada 29 April 2025, Hasan Nasbi mengunggah video pernyataan di akun Instagram @totalpolitikcom. Dalam video berdurasi sekitar dua menit tersebut, Hasan menyampaikan keputusannya untuk “menepi” dari jabatan Kepala PCO.

“Kesimpulan saya sudah sangat matang. Sudah saatnya saya menepi dari lapangan dan duduk di kursi penonton, memberi ruang bagi yang lebih baik,” ujar Hasan tegas.

Ia menegaskan bahwa pengunduran dirinya dilakukan atas kesadaran pribadi, bukan karena tekanan eksternal maupun faktor emosional.

Bukan karena Kontroversi, Melainkan Keputusan Pribadi

Banyak yang mengaitkan mundurnya Hasan Nasbi dengan insiden kontroversial beberapa waktu lalu. Saat seorang jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, mendapatkan teror kepala babi, Hasan memberikan respons yang dianggap tidak pantas dengan kalimat “just cooked” di media sosial.

Respons tersebut menuai kecaman luas, bahkan Presiden Prabowo pun mengkritiknya secara terbuka, menyebutnya sebagai tindakan “teledor” dan “salah”.

Namun, Hasan dalam pernyataannya menepis bahwa pengunduran diri itu berkaitan langsung dengan insiden tersebut.

“Saya merasa ada persoalan yang sudah tidak bisa saya atasi. Saat itu terjadi, saya merasa harus tahu diri dan memutuskan untuk mundur,” jelasnya.

Reaksi Istana dan Langkah Pemerintah Setelah Mundurnya Hasan Nasbi

Prabowo Subianto Memberi Respons Bijak

Menanggapi mundurnya Hasan Nasbi, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa keputusan itu adalah hak pribadi dan mengapresiasi kerja keras Hasan selama ini.

Menurut Prabowo, setiap orang berhak menentukan jalan terbaik, dan pemerintah tetap fokus untuk memperkuat komunikasi kepada publik.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Hasan atas dedikasi dan kerja samanya,” ucap Prabowo dalam pernyataan resmi di Istana Negara.

Siapa Pengganti Kepala PCO?

Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi mengenai siapa sosok yang akan menggantikan Hasan Nasbi sebagai Kepala PCO. Untuk sementara, tugas-tugas komunikasi istana dipercayakan kepada Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, sambil menunggu penunjukan pejabat baru.

Mengapa Pengunduran Hasan Nasbi Dinilai Berisiko untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran?

Kunci Komunikasi Pemerintah di Era Digital

PCO selama ini berperan penting dalam membangun narasi positif pemerintahan, terutama dalam menghadapi kritik media dan dinamika media sosial. Mundurnya tentu menjadi tantangan besar, mengingat komunikasi publik adalah salah satu ujung tombak stabilitas pemerintahan di era modern.

Tanpa Kepala PCO yang definitif, dikhawatirkan pemerintah kehilangan kelincahan dalam mengelola opini publik, terutama dalam isu-isu sensitif.

Potensi Kekosongan Strategi Komunikasi

Sejumlah pengamat politik menilai, jika kekosongan jabatan ini tidak segera diisi oleh sosok yang berpengalaman dan kredibel, bisa saja terjadi kevakuman dalam komunikasi strategis yang berujung pada menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Mundurnya Hasan Nasbi?

Pengunduran Hasan Nasbi mengajarkan pentingnya kesadaran diri dalam jabatan publik. Saat merasa sudah tidak mampu lagi mengemban amanah dengan maksimal, mundur adalah bentuk tanggung jawab, bukan kegagalan.

Ini juga menjadi sinyal kuat bahwa komunikasi politik di era digital tidak bisa lagi dikelola dengan cara-cara lama. Sensitivitas, kecepatan respon, dan kemampuan membangun narasi yang empatik menjadi kunci utama.

Awal Baru untuk Strategi Komunikasi Pemerintah?

Jabatan Kepala PCO adalah peristiwa besar dalam lanskap politik nasional 2025. Meski disayangkan, keputusan ini membuka ruang bagi penyegaran baru dalam pola komunikasi istana.

Pemerintah Prabowo-Gibran perlu bergerak cepat mencari pengganti yang mumpuni, untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan stabilitas narasi politik nasional tetap terjaga.

Ke depan, tantangan komunikasi akan semakin kompleks. Pemerintah harus mampu beradaptasi dengan dinamika media sosial dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan pers, agar aspirasi rakyat tetap tersampaikan dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *